Dialog tersebut bertajuk ‘Pak Wali Mendengar’, dengan tujuan mendengarkan inspirasi dan harapan mahasiswa asal Kota Bima yang tengah menempuh pendidikan di Mataram.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh sejumlah aktivis dan mahasiswa dari beberapa latar belakang, menyampaikan harapannya. Salah satunya, segera memiliki sekretariat dan asrama mahasiswa.
Sebab, asrama mahasiswa Bima yang ada di Mataram saat ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bima. Serta, asrama lain merupakan milik mahasiswa Dompu.
“Keinginan kami memiliki sekretariat maupun asrama mahasiswa Kota Bima. Kami harap Pemerintah Kota Bima bisa untuk memfasilitasi kami di sini sebagai anak rantauan,” harap Ketua Ikatan Mahasiswa Kota Bima (Imkobi) Mataram, Dhini Putri Kharisma.
Jumlah mahasiswa asal Kota Bima semakin bertambah dari tahun ke tahun. Sehingga Dhini melihat urgensinya semakin penting asrama dan sekretariat untuk mendorong kemandirian aktivitas mahasiswa asal Kota Bima.
Utamanya, kata Dhini, asrama bisa menampung mahasiswa dengan kondisi ekonomi rendah.
Harapan sama disampaikan Dimas, mahasiswa asal Kelurahan Rabangodu Utara. Ia menyampaikan, asrama dan sekretariat perlu dibangun di Mataram sebagai tempat berkumpul dan belajar bersama.
"Agar terbangun kebersamaan dan solidaritas juga antar mahasiswa asal Kota Bima di Mataram," tuturnya.
Permintaan pembangunan asrama dan sekretariat mahasiswa Kota Bima di Mataram, turut disampaikan mahasiswa bernama David Putra Pratama.
Banyak kegiatan kegiatan produktif yang perlu diwadahi melalui pembangunan sekretariat dan asrama.
"Seperti yang sudah disampaikan teman-teman, penyediaan asrama dan sekretariat ini harus segera ditindaklanjuti Pak Wali," ucap mahasiswa Mataram asal Bima ini.
Pj. Wali Kota Bima, H. Mohammad Rum mengaku lega setelah berdialog dan mendengar langsung aspirasi mahasiswa. Ia berkomitmen segera menindaklanjuti keinginan itu.
“InsyaAllah kita bangun asrama mahasiswa Kota Bima di Mataram. Ini bukan hanya komitmen saya, tetapi sudah sebagai kewajiban untuk mengakomodir teman-teman yang tengah menempuh pendidikan di sini,” ungkapnya.
Aji Rum -sapaannya- berharap, nantinya asrama ini dapat mengakomodir mahasiswa asal Kota Bima yang secara ekonomi tidak mampu untuk sewa kos atau kontrakan.
“Jadi nanti kita buatkan kamar-kamar dan ditambah dengan ada ruangan khusus untuk belajar bersama dengan fasilitas Wi-Fi. Ruangannya juga saya akan buat full AC dan tidak boleh ada penghuni abadi,” jelasnya.
Namun perlu diingat, kata Aji Rum, pembangunan asrama mahasiswa tidak bisa instan. Apalagi berkaitan dengan lahan di wilayah Kota MAdya Mataram dan anggaran untuk pembangunan fisik. Perlu ada penganggaran dan pembahasan terlebih dahulu di Pemerintah Kota Bima.
“Perlu ada penganggaran, pembahasan dulu. Nanti tahap pertamanya kita beli tanahnya dulu, di mana lokasinya. InsyaAllah kita bangunkan,” tegas Aji Rum.
Ia juga mewanti-wanti, bila asrama mahasiswa Kota Bima sudah terbangun, agar dimanfaatkan sebaik baiknya. Bukan jadi ajang membuat kelompok kelompok tertentu.
“Perlu hati-hati mengaturnya, jangan sampai rebutan atau hanya menjadi milik satu golongan saja,” harap Aji Rum. (*)
Ket. Foto: Suasana dialog Pj. Wali Kota Bima H. Mohammad Rum dengan sejumlah mahasiswa Mataram asal Kota Bima lintas organisasi. Dialog berlangsung di Warking Jalan Pemuda Gomong Mataram.