Gubernur NTB Minta Pemda Identifikasi Gudang Untuk Daya Tampung Jagung Petani
Cari Berita

Gubernur NTB Minta Pemda Identifikasi Gudang Untuk Daya Tampung Jagung Petani

Jumat, 18 April 2025

Mataram, PENANEWS NTB - Dalam rangka persiapan panen raya jagung masa tanam pertama pada April 2025, Staf Ahli Wali Kota bidang Keuangan, Ekonomi dan Pembangunan, yang juga selaku Plt. Asisten II Setda Kota Bima, Ahmad Mufrad, S.Sos mengikuti video converence tindak lanjut penyelenggaraan cadangan jagung pemerintah tahun 2025 bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat dan Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil NTB, di ruang rapat Parenta Kantor Wali Kota, pada Rabu, 16 April 2025.

Provinsi NTB, termasuk Kota Bima bersiap menghadapi panen raya jagung masa tanam pertama (MT 1) pada April 2025, dengan prediksi produksi yang akan melampaui satu juta ton. Namun, keterbatasan anggaran dan kapasitas gudang menjadi tantangan tersendiri bagi Perum BULOG dalam menyerap hasil panen petani.

Pemerintah pusat telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500 per kilogram, namun alokasi pembelian jagung untuk NTB saat ini hanya sebesar 78.000 ton.

Melansir dari rilis Pemerintah Provinsi NTB, guna mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi NTB bersama 10 pemerintah kabupaten/kota menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Pengadaan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) Tahun 2025.

Rapat ini dipimpin langsung oleh Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, yang menekankan pentingnya langkah konkret dalam menghadapi panen raya.

“Ada tiga hal yang bisa kita lakukan sebagai pemerintah daerah. Kita tidak mungkin masuk ke subsidi transport. Ini jadi opsi itu kita kesampingkan, jadi kita tidak bahas lagi opsi itu karena itu kewenangan dari Bapanas. Karena itu kita fokus ke upaya mengedukasi petani-petani kita,” tegas Gubernur.

Dalam arahannya, Gubernur meminta pemerintah kabupaten/kota segera mengidentifikasi gudang yang memenuhi syarat dari sisi status, kondisi, lokasi, daya tampung, serta menunjuk narahubung yang bertanggung jawab. Gudang-gudang ini diharapkan dapat menjadi titik penampungan jagung dari petani.

Selain itu, Gubernur juga meminta dukungan dari Polda NTB dan Dinas Perhubungan untuk mempermudah akses transportasi jagung, termasuk membuka kemungkinan penambahan armada kapal pengangkut hasil panen. Di sisi hulu, petani diimbau untuk tidak memanen jagung sebelum usia tanam mencapai 115 hari guna memastikan pengeringan alami berjalan optimal dan kualitas jagung tetap terjaga.

Langkah strategis lainnya adalah pertemuan antara Dinas Ketahanan Pangan dan Perum BULOG NTB dengan para pembeli untuk memetakan daya serap pasar, sekaligus mengidentifikasi spesifikasi kualitas jagung yang dibutuhkan. Gubernur juga mendorong Perum BULOG Kanwil NTB agar mengupayakan peningkatan alokasi pembelian menjadi 200.000 ton, serta memperjelas standar kualitas jagung yang dapat diserap.

Sementara itu, Pemimpin Wilayah Perum BULOG Kanwil NTB, Sri Muniati, menyampaikan bahwa stok Cadangan Jagung Pemerintah per 16 April 2025 mencapai 49.478 ton, yang berasal dari pengadaan tahun 2024. BULOG berencana melelang stok gudang di Mataram dan Lombok Timur pada 24 April mendatang guna memberikan ruang untuk hasil panen tahun ini.

“Pada prinsipnya kami siap menyerap, tetapi yang ready saat ini untuk fungsi pengolahan, karena belum siap pengolahannya maka yang ready untuk diserap memang terus terang adalah 14%,” ujarnya, merujuk pada kadar air jagung yang memenuhi syarat serapan.

Rakor ditutup dengan komitmen dari Gubernur NTB untuk terus memperkuat koordinasi lintas pemerintah daerah dalam menyusun strategi menghadapi puncak panen jagung. “Mudah-mudahan kondisi petani jagung saat ini bisa tertangani,” harapnya.